Pernah nggak sih, baru tanggal 15, saldo rekening sudah kayak angka minimalis? Kalau kamu Gen Z yang baru mulai kerja, selamat datang di dunia nyata, tempat di mana kopi susu dan promo tanggal cantik bisa mengancam kestabilan keuanganmu.
Tapi tenang. Aku di sini bukan mau nguliahin kamu soal hemat-hemat kaku ala buku teks tahun ’90-an. Kita bakal ngobrol santai soal gimana caranya bikin peta alokasi pengeluaran bulanan yang realistis, manusiawi, dan pastinya cocok buat kamu yang baru merasakan manis getirnya gajian pertama.
Kenapa Pengeluaran Bulanan Itu Penting Banget?
Bayangin hidup tanpa rencana pengeluaran itu kayak naik motor tanpa helm: seru sih, tapi ngeri. Tanpa peta, kamu bakal lebih gampang tersesat di hutan belantara godaan diskon dan FOMO.
Menurut Nerdwallet, tracking pengeluaran itu langkah pertama buat memahami “kemana uang gue sebenarnya pergi?”. Dari situ, kamu bisa mulai ngatur, bukan cuma ngikut arus.

Bagaimana Cara Membuat Peta Pengeluaran Bulanan?
Sebelum kita menggambar peta, kamu perlu tahu apa aja “benua-benua” dalam keuangan bulananmu.
1. Catat Semua Pengeluaran
Yes, semua! Bahkan recehan kayak parkir motor Rp2.000 juga wajib dicatat. Kamu bisa pakai aplikasi budget tracker atau sekadar Google Sheet. Simpel.
2. Bagi Pengeluaran ke Dalam Kategori
Nah, setelah semua data terkumpul, kamu bisa bagi ke dalam kategori kayak:
- Kebutuhan Pokok: makan, sewa, listrik, pulsa.
- Transportasi: bensin, transport online.
- Tabungan & Investasi: minimal 20% dari gaji (kalau bisa!).
- Hiburan & Lifestyle: ngopi, hangout, Netflix.
- Cadangan Darurat: buat hal-hal tak terduga, kayak ban bocor atau pulsa mendadak habis saat butuh banget.
3. Gunakan Rumus 50/30/20 (Kalau Bisa)
Kalau mau gampang, pakai metode klasik:
- 50% buat kebutuhan pokok,
- 30% buat lifestyle,
- 20% buat tabungan dan investasi.
Tapi, fleksibel ya. Kalau penghasilanmu masih mini, fokus ke kebutuhan dasar dulu.
| Alokasi | Standar 50/30/20 | Realistis Gen Z |
|---|---|---|
| Kebutuhan Pokok | 50% | 60-70% |
| Lifestyle | 30% | 20-25% |
| Tabungan/Investasi | 20% | 5-15% (gradual) |
Tips Anti Boncos: Nggak Cuma Catat, Tapi Pantau
Punya peta itu keren. Tapi percuma kalau kamu nggak liatin petanya tiap minggu. Ada baiknya, setiap weekend, cek pengeluaranmu. Apakah masih di jalur? Atau malah sudah belok ke “jalan tol Shopee”?
Menurut Nerdwallet, tracking rutin itu kunci biar kamu nggak kaget pas saldo tinggal Rp50 ribu dan masih dua minggu lagi ke gajian berikutnya.
FAQ Time: Pertanyaan Gen Z Seputar Pengeluaran Bulanan
Q: “Kalau gaji kecil, gimana mau nabung?”
A: Mulai dari nominal kecil. Serius, nabung Rp10.000 per hari aja sudah Rp300.000 sebulan. Sedikit tidak sedikit, kan?
Q: “Gimana cara ngurangin pengeluaran tanpa ngerasa menderita?”
A: Prioritaskan apa yang kamu beneran butuh, bukan yang sekadar kepingin. Trust me, ngerasa bahagia itu bukan karena punya semua, tapi tahu apa yang cukup.
Q: “Haruskah punya dana darurat padahal masih tinggal bareng orang tua?”
A: YES. Karena hidup itu kadang ngasih plot twist tanpa izin.
Kesimpulan: Yuk, Mulai Sekarang!
Membuat peta alokasi pengeluaran bulanan itu bukan soal membatasi kebebasan, tapi justru soal memperluas pilihanmu di masa depan. Kalau kamu mau bisa resign tanpa drama, traveling tanpa utang, atau ngopi tanpa mikir dua kali, semua dimulai dari langkah kecil hari ini.
Jadi, yuk ambil secarik kertas atau buka apps budget tracker kamu. Mulai petakan pengeluaranmu. Masa depan kamu bakal terima kasih ke kamu yang sekarang. 😉
Kalau mau template budget yang gampang dipakai, cek Nerdwallet Budget Worksheet ya. Gratis, praktis, Gen Z-friendly banget!

Leave a comment